Friday, April 12, 2013

Kerajinan Kenegrian Batu sanggan


 Kerajinan Kenegrian Batu sanggan.
Suaka Marga satwa (SM) Bukit Rimbang Baling merupakan salah satu SM yang berada di Propinsi Riau. Masyarakat Kampar kiri hulu berada dan hidup di hulu sungai Kampar kiri (sungai subayang). Kawasan ini di tetapkan sebagai hutan lindung pada tanggal 21 juni 1982, secara tidak langsung Pemerintah telah memberikan dampak yang sangat buruk kepada masyarakat adat di dalamnya. Masyarakat di Kampar kiri hulu mempunyai mata pencaharian dari berkebun khususnya kebun karet. Karena masyarakat disana mempunyai pengetahuan yang sedikit dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan masyarakat juga melakukan penebangan liar (illegal loging) untuk memenuhi kebutuhannya.
Sehubungan dengan program yang dilakukan oleh Hakiki  (Hakiki Adalah Salah satu Organisasi bagi sekelompok orang yang bercita-cita  terwujudnya keadilan dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan di Riau), dan melihat kondisi yang ada di SM Bukit Rimbang baling, Hakiki pun mencoba memulai kegiatan untuk mendorong pelibatan masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang berada di sekitar SM Bukit Rimbang Baling tersebut, Hakiki Merencanakan Membentuk kelompok Perempuan di kenegerian Batu Sanggan, diharapkan melalui kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan dengan Perempuan dapat terwujudnya pengelolaan sumber Daya alam (SDA) yang berperspektif perempuan.
Kegiatan Ini adalah pintu bagi Hakiki untuk bisa masuk ke dalam masyarakat, Karena selama ini kaum perempuan juga ikut andil selain di rumah tangga juga di kebun.Melihat Kondisi tersebut perempuan mempunyai peran yang sangat luar bisa di kehidupan masyarakat.
Dari kegiatan yang Hakiki lakukan di lapangan ada beberapa potensi masyarakat yang bisa membuat kerajinan tangan (yang ada)  sebagai berikut:
1. Tikar Pandan                         
2. Ambuang-ambung
3. Asbak dengan Ukiran
4. Niru (tampian beras)
5. Kambuik (rotan,pandan)
6. Alas Periuk
7. Ukiran Kayu
8. Gelang anyaman (Resam, Rotan)
9. Perahu (piyau)
Kerajinan yang di hasilkan tersebut hampir semua perempuan yang bisa di batu sanggan, tetapi untuk kerajinan tikar pandan (anyaman) hanya ibu-ibu yang menguasai, menurut keterangan dari beberapa orang ibu-ibu kerajinan tersebut mereka dapat turun temurun,karna pada saat itu sulit untuk membeli tikar, saat ini banyak anak remaja/gadis yang tidak bisa membuat kerajinan tersebut. Umumnya para ibu-ibu mengeluhkan anak gadisnya sekarang tidak mau belajar untuk membuat tikar, karna sekarang sudah banyak macam tikar yang sudah jadi.
Biasanya hasil kerajinan yang dibuat oleh perempuan di desa batu sanggan dipakai sendiri, terkadang juga di jual ke tetangga (masih kawasan desa).
Berikut beberapa  hasil kerajinan di batu sanggan.

·         Ambuang       : Dipergunakan untuk mengangkat karet, dan hasil kebun lainnya, mengangkat piring, pakaian kesungai ( talinya disangkutkan ke kepala).


·         Kambuik       : Berupa tas bisa dari pandan/ rotan, jg mempunyai banyak kegunaan.


        
·         Niru             : Biasanya digunakan untuk menjemur kerupuk, beras, membuang sisa padi (menampis beras).

·         Tikar Pandan : Untuk Alas duduk, tidur, juga bisa sebagai sajadah.
·         Alas Periuk    : Alas untuk Kuali, panci,(supaya tidak mengotori lantai).

Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pembuatan kerajian tersebut kendala intern dan Ekstern, berikut beberapa kendala intern, Dari Proses Pembuatan pandan sebelum di anyam sulit ( membutuhkan banyak waktu), Perempuan yang sudah tua sudah tidak sanggup lagi untuk memproduksi,Para remaja/anak gadis tidak ada yang berminat membuat kerajinan (khususnya anyaman karna dirasa sulit), Kurangnya Model ( hanya sebatas tikar dan ambuang), motif dan warna,Sekarang pandan sulit di dapat, karna tidak ada tumbuh lagi dan Mingkuang (sejenis pandan berduri) sudah banyak di makan hama, kerbau.Kendala Ektern Permintaan Pasar  untuk penjualan belum ada dan masih butuh Pelatihan

No comments: