Kerajinan Kenegrian Batu sanggan.
Suaka
Marga satwa (SM) Bukit Rimbang Baling merupakan salah satu SM yang berada di
Propinsi Riau. Masyarakat Kampar kiri hulu berada dan hidup di hulu sungai
Kampar kiri (sungai subayang). Kawasan ini di tetapkan sebagai hutan lindung
pada tanggal 21 juni 1982, secara tidak langsung Pemerintah telah memberikan
dampak yang sangat buruk kepada masyarakat adat di dalamnya. Masyarakat di
Kampar kiri hulu mempunyai mata pencaharian dari berkebun khususnya kebun
karet. Karena masyarakat disana mempunyai pengetahuan yang sedikit dalam
pengelolaan dan pemanfaatan hutan masyarakat juga melakukan penebangan liar
(illegal loging) untuk memenuhi kebutuhannya.
Sehubungan
dengan program yang dilakukan oleh Hakiki (Hakiki Adalah Salah satu Organisasi bagi sekelompok orang yang bercita-cita terwujudnya keadilan dalam pengelolaan
sumberdaya alam yang berkelanjutan di Riau), dan melihat kondisi yang ada
di SM Bukit Rimbang baling, Hakiki pun mencoba memulai kegiatan untuk mendorong
pelibatan masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang berada di
sekitar SM Bukit Rimbang Baling tersebut, Hakiki Merencanakan Membentuk kelompok
Perempuan di kenegerian Batu Sanggan, diharapkan melalui kegiatan-kegiatan yang
akan di lakukan dengan Perempuan dapat terwujudnya pengelolaan sumber Daya alam
(SDA) yang berperspektif
perempuan.
Kegiatan
Ini adalah pintu bagi Hakiki untuk bisa masuk ke dalam masyarakat, Karena
selama ini kaum perempuan juga ikut andil selain di rumah tangga juga di kebun.Melihat
Kondisi tersebut perempuan mempunyai peran yang sangat luar bisa di kehidupan
masyarakat.
Dari
kegiatan yang Hakiki lakukan di lapangan ada beberapa potensi masyarakat yang bisa
membuat kerajinan tangan (yang ada) sebagai berikut:
1.
Tikar Pandan
2.
Ambuang-ambung
3.
Asbak dengan Ukiran
4.
Niru (tampian beras)
5.
Kambuik (rotan,pandan)
6.
Alas Periuk
7.
Ukiran Kayu
8.
Gelang anyaman (Resam, Rotan)
9.
Perahu (piyau)
Kerajinan
yang di hasilkan tersebut hampir semua perempuan yang bisa di batu sanggan,
tetapi untuk kerajinan tikar pandan (anyaman) hanya ibu-ibu yang menguasai,
menurut keterangan dari beberapa orang ibu-ibu kerajinan tersebut mereka dapat
turun temurun,karna pada saat itu sulit untuk membeli tikar, saat ini banyak
anak remaja/gadis yang tidak bisa membuat kerajinan tersebut. Umumnya para
ibu-ibu mengeluhkan anak gadisnya sekarang tidak mau belajar untuk membuat
tikar, karna sekarang sudah banyak macam tikar yang sudah jadi.
Biasanya
hasil kerajinan yang dibuat oleh perempuan di desa batu sanggan dipakai
sendiri, terkadang juga di jual ke tetangga (masih kawasan desa).
Berikut
beberapa hasil kerajinan di batu sanggan.
·
Ambuang : Dipergunakan untuk mengangkat karet,
dan hasil kebun lainnya, mengangkat piring, pakaian kesungai ( talinya
disangkutkan ke kepala).
·
Kambuik : Berupa tas bisa dari pandan/ rotan, jg
mempunyai banyak kegunaan.
·
Niru : Biasanya digunakan untuk menjemur
kerupuk, beras, membuang sisa padi (menampis beras).
·
Tikar
Pandan : Untuk Alas duduk, tidur, juga
bisa sebagai sajadah.
·
Alas
Periuk : Alas untuk Kuali,
panci,(supaya tidak mengotori lantai).
No comments:
Post a Comment