Friday, June 28, 2013

Kau Pembohong


Menggadaikan harga diri, mengarang cerita dusta, dan segala daya upaya kau lakukan
Menjatuhkan nama baik ku, itu cara terbaik mu..
Seolah-olah kau lah korban, dan pantas di kasihani.
Telah lama kurasakan kegelisahan ini, ku tutup rapat Kuping, Mata, Telinga Ku..
Walau Kau Menebar kebisingan itu ke semua orang.
Aku tak mengambil milik Kau…
kenapa dibilang pencuri?
Aku tak berjanji padamu…
kenapa dibilang pengkhianat?
Aku tak mencelakai Kau…
kenapa dibilang jahat?
Begitu banyak kebohongan yang kau tebar tentang Ku,
Begitu tampak Kemurkaan dan Amarah Kau,
Semoga itu tak Ku Balas, dan Aku tak menjadi Kau,
Nanti,,
tak ingin ku kedangar lagi semua itu.
Lembaran baru ini, Hilang semua tentang Kau..
Dan Aku akan tetap diam, dengan keyakinan ku.

Wednesday, June 12, 2013

Perjalanan Menuju Talang Ampang Delapan

Kami (Dj, bg Wen, Zul, dan saya) malam jumat, 6 Juni 2013 berangkat menuju Talang Mamak, tepatnya dusun IV desa Ampang Delapan kecamatan Rakit Kulim. Keberangkatan Kami bertujuan untuk bertemu kelompok Tani Ampang Delapan jaya, sekalian mengantarkan perlatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk kelompok tani tersebut. Ada beberapa peralatan yang Kami bawa, yaitu: cangkul, parang, angkong, polibek dan meteran.

Keberangkatan malam ini agak melelahkan, karena siangnya kami melakukan aksi bersih di sungai sail Pekanbaru bersama kawan-kawan pencinta lingkungan dan River Defender. Walau rasa lelah tetapi dengan semangat ingin bertemu dengan kelompok tani keberangkatan tengah malam itu pun berlanjut.

Tepat pukul 04:43 perjalanan kami terhenti di Air Molek, dikarenakan kantuk yang sangat berat, akhirnya bg Wewen memutuskan untuk beristirahat di pinggir jalan. Cahaya Matahari yang kian terang membangunkan Kami , lalu melanjutkan perjalanan. Sebelumnya singgah ke pasar Sri Gading untuk mencari sarapan dan perlengkapan/peralatan yang masih kurang untuk kelompok tani.

Perjalanan dari Air Molek menuju desa Ampang Delapan + 3 jam lagi, itu pun jika jalan yang dilalui tidak diguyur hujan. Berhubung tadi malam hujan, kami pun sudah bisa membayangkan betapa sulitnya akses masuk jalan yang akan dilalui. Diperjalanan bang jon menghubungi bang Kani (sekretaris kelompok tani) menanyakan, sebaiknya Kami masuk dari mana? karena sudah bisa dipastikan jalan menuju desa sangat becek dan berlumpur. Dan akhirnya kami masuk melalui PT. SAL (Perkebunan kelapa sawit), karena itu akses yang lumayan baik untuk dilalui.

 Perjalanan mulus dari Air Molek, Sei. Lala, Kelayang, Petonggan, dan memasuki Talang Perigi masih baik-baik saja, di area PT. SAL nampak jalan becek dan berlumpur, menurun, mendaki, sesekali kami pun bertemu dengan pekerja PT. SAL yang sedang memanen buah sawit. Dirimbunnya kebun sawit berdekatan dengan ladang batin Gonduk mobil kami pun terperosok, karena cukup dalam nya lubang lumpur, akhirnya bang jon meminta bantuan kepada bang kani dan kawan-kawan untuk mengeluarkan mobil dari lumpur. Tak berapa lama rombongan bang kani pun tiba beserta batin Gonduk, semua bersusah payah mendorong mobil berbagai cara diupayakan untuk mendorong agar mobil bisa keluar. Semua membagi tugas, ada yang menggali tanah, ada yang mencari kayu untuk pijakan ban, ada yang menguras air yang menggenangi ban mobil, seluruh tenaga habis untuk mengupayakan. Akhirnya muncul ide untuk menggunakan papan, bang kani pun segera ke ladang dan mengambil papan.

Syukur, Alhamdulillah.. mobilnya pun bisa keluar dari lumpur.

 Gambar 1. Ini jalan setelah diberi papan


Gambar 2. Tanah digali dan dipasang kayu agar mobil bisa keluar dari lubang lumpur

Monday, June 10, 2013

Sampah Sungai di Kota Bertuah

Kamis siang, 6 Juni 2013
Sehubungan dengan hari lingkungan hidup dan bertepatan dengan Ulang tahun River Defender (RD). RD dan kawan-kawan pencinta lingkungan melakukan aksi bersih sungai yang bertempat di Jembatan Sungai Sail Jalan Hangtuah Pekanbaru.

Panas terik Matahari tak menyurutkan semangat kawan-kawan untuk melakukan aksi bersih. Persiapan sudah dilakukan dari malam kamis, mulai dari pembuatan spanduk, pengukuran jaring yang akan di pasang di sepanjang jembatan, semua dilakukan sampai subuh.

Pemasangan spanduk yang bertuliskan KOTA KITA KOTA BERTUAH, SUNGAI KITA BUKAN TONG SAMPAH dan LESTARIKAN KOTA BERTUAH, BEBASKAN DARI SAMPAH, mencuri perhatian pengguna jalan, banyak pengendara yang berhenti dan berjalan pelan untuk sekedar membaca tulisan-tulisan yang terpajang di sepanjang jembatan tersebut.

Jaring sepanjang 25 meter dipasang tepat dibawah jembatan Sungai Sail, gunanya agar menghambat sampah yang hilir mudik disepanjang sungai, beruntung saat aksi air sungai surut, sehingga memudahkan team melakukan pembersihan. Berbagai macam sampah ditemui tersangkut di jaring, mulai dari sampah plastik, sampah stryfoam, sampah botol-botol minuman dari berbagai merk,bangkai hewan (ular dan anak kambing), dan beberapa jenis ikan yang mati (ikan belida, ikan sapu-sapu).

Menurut keterangan Pak Darwis (pencari cacing sutra di Sungai Sail), Dahulu ada banyak jenis ikan di sungai ini, bahkan buaya pun mudah di temui, kalau sekarang hanya tinggal beberapa jenis ikan yg saya temui (ikan lele, ikan belida dan ikan sapu-sapu), dulu banyak anak-anak yang mandi di sungai ini, sekarang air sungai ini membuat badan saya gatal-gatal (ada bercak-bercak kemerahan di kulit).

Sungai yang seharusnya menjadi habitat banyak jenis ikan ini, kini sudah berubah menjadi tempat mengalirnya sampah-sampah dan limbah. Bahkan ikan sapu-sapu yang sering dikatakan sebagai ikan yang kuat untuk bertahan di sungai tercemar saja mati disungai ini, bagai mana dengan ikan-ikan yang lain???






River Defender (adalah sebuah komunitas sukarela yang fokus terhadap penyelamatan sungai di Riau)