Kami (Dj, bg Wen, Zul, dan saya) malam jumat, 6 Juni 2013 berangkat menuju Talang Mamak, tepatnya dusun IV desa Ampang Delapan kecamatan Rakit Kulim. Keberangkatan Kami bertujuan untuk bertemu kelompok Tani Ampang Delapan jaya, sekalian mengantarkan perlatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk kelompok tani tersebut. Ada beberapa peralatan yang Kami bawa, yaitu: cangkul, parang, angkong, polibek dan meteran.
Keberangkatan malam ini agak melelahkan, karena siangnya kami melakukan aksi bersih di sungai sail Pekanbaru bersama kawan-kawan pencinta lingkungan dan River Defender. Walau rasa lelah tetapi dengan semangat ingin bertemu dengan kelompok tani keberangkatan tengah malam itu pun berlanjut.
Tepat pukul 04:43 perjalanan kami terhenti di Air Molek, dikarenakan kantuk yang sangat berat, akhirnya bg Wewen memutuskan untuk beristirahat di pinggir jalan. Cahaya Matahari yang kian terang membangunkan Kami , lalu melanjutkan perjalanan. Sebelumnya singgah ke pasar Sri Gading untuk mencari sarapan dan perlengkapan/peralatan yang masih kurang untuk kelompok tani.
Perjalanan dari Air Molek menuju desa Ampang Delapan + 3 jam lagi, itu pun jika jalan yang dilalui tidak diguyur hujan. Berhubung tadi malam hujan, kami pun sudah bisa membayangkan betapa sulitnya akses masuk jalan yang akan dilalui. Diperjalanan bang jon menghubungi bang Kani (sekretaris kelompok tani) menanyakan, sebaiknya Kami masuk dari mana? karena sudah bisa dipastikan jalan menuju desa sangat becek dan berlumpur. Dan akhirnya kami masuk melalui PT. SAL (Perkebunan kelapa sawit), karena itu akses yang lumayan baik untuk dilalui.
Perjalanan mulus dari Air Molek, Sei. Lala, Kelayang, Petonggan, dan memasuki Talang Perigi masih baik-baik saja, di area PT. SAL nampak jalan becek dan berlumpur, menurun, mendaki, sesekali kami pun bertemu dengan pekerja PT. SAL yang sedang memanen buah sawit. Dirimbunnya kebun sawit berdekatan dengan ladang batin Gonduk mobil kami pun terperosok, karena cukup dalam nya lubang lumpur, akhirnya bang jon meminta bantuan kepada bang kani dan kawan-kawan untuk mengeluarkan mobil dari lumpur. Tak berapa lama rombongan bang kani pun tiba beserta batin Gonduk, semua bersusah payah mendorong mobil berbagai cara diupayakan untuk mendorong agar mobil bisa keluar. Semua membagi tugas, ada yang menggali tanah, ada yang mencari kayu untuk pijakan ban, ada yang menguras air yang menggenangi ban mobil, seluruh tenaga habis untuk mengupayakan. Akhirnya muncul ide untuk menggunakan papan, bang kani pun segera ke ladang dan mengambil papan.
Syukur, Alhamdulillah.. mobilnya pun bisa keluar dari lumpur.
Gambar 1. Ini jalan setelah diberi papan
Gambar 2. Tanah digali dan dipasang kayu agar mobil bisa keluar dari lubang lumpur