Monday, August 26, 2013

Pemetaan Partisipatif Sipituhuta

Agenda dihari kedua peserta pelatihan pemetaan partisipatif di sampaikan oleh SLPP Riau, mulai dari Pengertian peta, guna peta, titik koordinat, penggunaan GPS, pengambilan titik GPS dilapangan dan memasukkan titik koordinat ke kertas millimeter. Peserta pelatihan sangat antusias dengan pelatihan ini, dikuatkan dengan banyaknya pertanyaan yang muncul dari peserta, karena dipelatihan ini mereka banyak mendapatkan informasi yang selama ini mereka tidak tahu. Dan sebelumnya memang belum ada pemetaan di masing-masing desa yang hadir di pelatihan pemetaan ini.

Dinginnya cuaca dipagi Rabu, 24 juli 2013 tak menyurutkan semangat peserta pelatihan pemetaan partisipatif di hari ke tiga, ada beberapa materi yang disampaikan SLPP Riau mulai dari proses pemetaan, persiapan, Lokakarya l (orientasi dan pelatihan), kegiatan lapangan l (mengumpulkan data dan pembuatan peta sketsa), Lokakarya ll (pemindahan data ke peta), Kegiatan lapangan ll (verifikasi data), Lokakarya lll (perbaikan peta dan penambahan informasi) dan Lay Out (Pencetakan). Pelatihan disampaikan dengan memaparkan materi dan praktek langsung, sehingga peserta bisa langsung membayangkan proses yang dilakukan nanti di tiap-tiap wilayah adat mereka. Rencananya setelah pelatihan pemetaan partisipatif ini ada beberapa desa yang ingin melakukan pemetaan, yaitu wilayah adat sipahutar, wilayah adat (Pandumaan dan sipituhuta), dan wilayah adat simarigung.  
25 Juli 2013 sebelum melanjutkan pelatihan pemetaan partisipatif, para peserta diberi breaking down (senam otak) agar kegiatan dipagi yang dingin menjadi semakin hangat dan bersemangat, hari ini peserta pelatihan melakukan survey lapangan pengambilan titik koordinat di Sipituhuta (wilayah Pandumaan), dengan pembagian koordinat sebagai berikut:
·         Jalan & kebun darat (kopi, jagung, kacang), pemakaman
·         Pemukiman (Kantor, tempat ibadah, Pos kesdes, sekolah)
·         Lahan pertanian & sungai (sawah)


Untuk memetakan wilayah pandumaan kelompok dibagi 3 kelompok sesuai dengan pengambilan titik koordinat. Setelah pembagian tim dan titik koordinat disepakati, para peserta langsung menuju lapangan untuk melakukan survey lapangan pengambilan titik koordinat sesuai dengan kelompok masing-masing dengan waktu yang telah di sepakati + 3 jam. Setelah selesai pengambilan titik koordinat dilapangan, para peserta memasukan titik koordinat gps kedalam kertas millimeter. 

Di hari Jum’at 26 juni 2013, Sebelum melanjutkan materi, peserta pelatihan pemetaan partisipatif melakukan senam pagi untuk menghangatkan tubuh dan menambah semangat peserta. Materi hari ini Evaluasi pengunaan GPS, pemahaman pengaturan dalam GPS, Koordinat geografis, UTM (universal transfer Mercator), langkah-langkah dalam menu GPS  dan hal lain yang belum di mengerti oleh peserta pelatihan, agar cara pengambilan titik koordinat bisa lebih akurat, dan mengunakan rata-rata dalam gps.


Training Pemetaan Partisipatif

Senin 22 Juli 2013, tim SLPP Riau menuju daerah Dolok Sanggul, Sipituhuta (Sumatra Utara). Keberangkatan tim SLPP Riau kali ini untuk mendampingi pelatihan pemetaan partisipatif wilayah adat sipituhuta. Kegiatan pelatihan ini adalah persiapan untuk memetakan wilayah adat yang merupakan permintaan dari AMAN Tano Batak (Ganda Simanjuntak), awalnya AMAN Tano Batak meminta kepada JKPP untuk kegiatan pelatihan pemetaan ini, karena JKPP kekurangan anggota, akhirnya JKPP meminta SLPP Riau untuk memenuhi permintaan AMAN TANO BATAK.






Sebelumnya di Sipituhuta terjadi konflik (Feb 2013) antara masyarakat dan perusahaan (PT. TPL (Toba Pulp Lestari)), karena perusahaan bekerja diwilayah adat masyarakat, sebelumnya ada kesepakatan bahwa perusahaan tidak melakukan aktifitas diwilayah adat, Kenyataan nya masyarakat menemukan aktifitas perusahaan di wilayah adat. Kesepakatan yang sudah dilakukan di ingkari oleh perusahaan sehingga masyarakat marah, pada saat masyarakat melakukan demonstrasi di lokasi sudah ada aparat yang berjaga-jaga, dan terjadi beberapa kali tembakan. Ada beberapa masyarakat yang dikejar dan lari kehutan, laki-laki (+16 th) di desa semua di tangkap bahkan didatangi ke rumah-rumah selain menangkap masyarakat, mereka (Brimob) juga menjarah emas-emas masyarakat. Dengan adanya konflik tersebut masyarakat adat di sipituhuta semakin bersemangat melakukan proses pemetaan diwilayah adatnya.

Kegiatan pelatihan pemetaan partisipatif  yang sudah dilakukan dari tanggal 22 Juli 2013,  pertemuan kampung yang dihadiri oleh beberapa desa, yaitu:
1. Sipituhuta (satu wilayah adat dengan Pandumaan)
2. Pandumaan (Satu wilayah adat dengan sipituhuta)
3. Sipahutar (Wilayah adat hutan Napa)
4. Simarigung (Wilayah adat Simarigung (karena sudah berbentuk desa))
5. Bakara (?)